• , |
Follow us:
http://wanitaalirsyad.id/doc/berita/60/Artikel-Suara-Al-Irsyad-Oktober-2023_2023-10-19-124853.jpg
  • Selasa, 10 Oktober 2023

RIDHO ALLAH VS RIDHO MANUSIA, PILIH MANA?

RIDHO ALLAH VS RIDHO MANUSIA, PILIH MANA?

Bismillahir-Rahmaanir-Rahiiem.
“Ridho manusia adalah cita yang tak bisa diraih, sedangkan ridho Allah adalah sesuatu yang tak sepatutnya ditinggal. Oleh karena itu, tinggalkanlah apa yang tidak mampu diraih, dan raihlah apa yang tak sepatutnya ditinggal”.

Redaksi makalah di atas semakna/sama dengan nasihat bijak Imam Syafi'ie kepada salah seorang muridnya, Imam Robi'i -rahimahumallahu-, tersebut dalam kitab Shafwah ash-Shifah karya Imam Robi'i ibn Sulaiman Al-Murodi, beliau meriwatkan dari gurunya :

Guruku, Imam Syafi'ie pernah menasihatiku : "Wahai Robi'i, ridho manusia itu tujuan yang tak bisa kau dapatkan, maka takutlah kamu akan hal itu, senantiasalah dengan apa yang sepatutnya bagimu, sesungguhnya tak ada celah sedikitpun bagimu untuk mencapai ridho manusia".

Yah, memang berusaha mencari ketulusan semua orang itu hampir dipastikan tak bisa di capai (impossible), karenanya kita dianjurkan untuk tidak sekali-kali mencarinya dengan sebisa mungkin menjauhinya dan berpegang teguh pada pencarian ridho Allah SWT semata-mata, tidak kepada yang lain.

Terkadang manusia itu memposisikan diri mereka sebagai juri bagi orang lain, mereka memberikan penilaian pada orang lain tentang apa yang kita katakan atau lakukan, apa yang mereka anggap benar maka harus kita lakukan, kalau tidak siap- siap saja kena cibir mulut pedas mereka, atau lebih parahnya kena hantam tangan “sang main hakim sendiri”. Tapi aneh bin ajaibnya, tidak sedikit kasus dari apa yang kita lakukan masih saja dipandang salah oleh mereka walaupun kita telah melakukan apa yang mereka minta, Allah musta’an…..

Begitulah ‘pandangan’ manusia, sangat bebeda dengan ‘pandangan’ Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu, Allah -‘azza wa jalla- mempunyai ‘patokan’ untuk mengukur sesuatu itu dianggap baik atau buruk, patokan tersebut adalah syariatNya, yaitu Islam yang dibawa oleh Nabi -shallahu alaihi wa sallam-, dipatokan itulah ridho Allah -‘azza wa jalla- terdapat, dan tidak sedikit dari patokan tersebut bertentangan dengan “pandangan” banyak orang.

Barang siapa yang mnginginkan ridhoNya maka pegang eratlah ‘patokan Allah’ tsb, yaitu SyariatNya, walaupun bertentangan dengan ‘pandangan’ masyarakat sekitar Akan tetapi jika suatu saat kita menghadapi ‘pandangan’ manusia yang tidak sejalan dengan ‘pandangan’ Allah, maka ingat-ingatlah titah Allah:

Artinya: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih berhak untuk mereka cari keridhoannya.”
(QS. at-Taubah: 61)


Di dalam riwayat lain, Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:

Artinya: “Barangsiapa mencari keridhoan manusia dengan membuat Allah murka,
maka ia diserahkan oleh Allah kepada manusia. Dan barangsiapa membuat manusia
murka dengan keridhoan Allah, maka Allah akan mencukupinya dari kejahatan
manusia.” (Shahih. HR. Ibnu Hibban no.277)

Seorang pujangga al-Bantany –hafidzohullah– berkata:

ﻛﻼم اﻟﻨﺎس ﻻ ﻳﻨﺘﻬﻲ * وإن ﻓﻌﻠﺖ ﻏﻴﺮ ﻣﻨﻬﻲ

“Celotehan manusia tidak akan ada habis-habisnya walaupun engkau melakukan hal
yang tidak dilarang.”

Jangan bersedih dengan anggapan miring orang-orang jika kita berada diatas jalanNya, bukankah senantiasa kita panjatkan kepada-Nya do’a:

اﻟﻠﻬﻢ إﻧﺎ ﻧﺴﺄﻟﻚ رﺿﺎك واﻟﺠﻨﺔ، وﻧﻌﻮذ ﺑﻚ ﻣﻦ ﺳﺨﻄﻚ واﻟﻨﺎر

“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon ridhoMu dan Surga, dan kami berlindung kepadaMu dari murkaMu dan siksa Neraka.”
wallahu a’laa wa a’lam
(Dinukil dari berbagai artikel)

Sumber : Artikel dalam Suara Al-Irsyad Edisi Oktober 2023


 

Share :